Para pembuat mobil atau automaker di Indonesia terus berinovasi untuk memberikan produk yang ramah lingkungan kepada konsumen. Dari banyak teknologi elektrifikasi, hybrid dinilai menjadi yang paling mudah dijangkau konsumen mobil Tanah Air, jika dibandingkan dengan kendaraan listrik murni berbasis baterai atau BEV. Saat ini, harga mobil BEV paling murah berada di kisaran Rp 700 jutaan. Sementara market mobil paling populer di Indonesia berada di angka Rp 200 juta Rp 400 jutaan.
Automaker terbesar di Indonesia, Toyota sendiri telah menyasar pasar kendaraan elektrifikasi dengan harga Rp 400 jutaan dengan menghadirkan Kijang Innova Zenix Hybrid. Akan tetapi, meski juga berperan dalam menurunkan emisi karbon, mobil berjenis hybrid belum mendapatkan insentif seperti BEV. Pengamat Otomotif dan Peneliti LPEM UI Riyanto, mengatakan saat automaker menjual 2 hybrid sebenarnya setara dengan menjual 1 BEV.
BREAKING NEWS: Si Jago Merah Mengamuk di Ponorogo, Warung dan Gudang Toko Bib bib Terbakar Hebat Niat dan Tata Cara Sholat Qobliyah Dzuhur 4 Rakaat 2 Kali Salam Lengkap Jual Dua Hybrid Setara dengan Satu BEV, Pengamat Otomotif Sebut Mobil Hybrid Perlu Insentif
Terlanjur Viral Pegawai Puskesmas Ngamuk Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Ini Cara Berobat Tanpa Kartu Terungkap Oleh Ortu Korban, Guru SD di Boja Kendal Ditangkap Polisi Diduga Telah Cabuli 2 Muridnya Pengusaha Industri Otomotif Dorong Pemerintah Berikan Tambahan Insentif Mobil Hybrid
Nasib Pegawai Puskesmas Ngamuk ke Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Kapus Langsung Tindak: Tidak Ada Kartu Halaman 3 "Menjual satu BEV dengan menjual dua hybrid, posisi saat ini lebih mudah menjual dua hybrid. Kalau dua hybrid setara (pengurangan) emisinya dengan satu BEV. Kalau untuk tujuan pengurangan emisi, kalau kita bisa mengganti mereka yang saat ini pakai ICE (bensin) kemudian diganti dengan hybrid itu dua hybrid saja, sudah setara dengan satu BEV," tutur Riyanto dalam diskusi Forwin: Otomotif, Ujung Tombak Dekarbonisasi Indonesia, Jakarta, Selasa (8/8/2023). Dengan simulasi pengurangan pajak BBNKB dan PKB untuk kendaraan hybrid, bisa mendongkrak pengurangan emisi di Indonesia.
"Dari sisi reduksi emisinya, kalau kita pertimbangkan dengan insentif yang BEV, mereka (hybrid) juga layak dapat, karena reduksi emisi nya juga 50 persen. Itu kalau pertimbangannya untuk mendorong transisi. Pasti nanti pelan pelan, saat ekosistem BEV terbentuk, bisa saja itu kemudian dikurangi," jelasnya. Pemerintah daerah juga disarankan mulai mengurangi pajak untuk kendaraan elektrifikasi termasuk hybrid, walaupun akan berpengaruh pada pendapatan daerah, namun solusi lain bisa didapatkan untuk mempermudah transisi penggunaan elektrifikasi. "Untuk daerah yang memberikan insentif untuk ekonomi hijau, itu ada insentif khusus ekonomi hijau bagi daerah. Jadi pertimbangannya mereka mengurangi pajak daerah untuk kendaraan elektrifikasi, tapi mereka dapat insentif dari pemerintah pusat menggantikan potensi pendapatannya," terang Riyanto.