Lokalisasi Pabrik Baterai Mobil Listrik oleh IBC Dukung Percepatan Transisi ke Elektrifikasi

Lokalisasi Pabrik Baterai Mobil Listrik oleh IBC Dukung Percepatan Transisi ke Elektrifikasi

Indonesia segera memiliki pabrik baterai yang akan beroperasi pada 2024 yang dikelola Indonesia Battery Corporation (IBC). Dengan produksi baterai di dalam negeri, harga jual mobil listrik diyakini akan lebih terjangkau. Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy, mengatakan pengembangan komponen kendaraan di dalam negeri akan mempercepat mencapai target transisi ke elektrifikasi. Baterai menjadi komponen paling besar di mobil listrik, mencapai 40 50 persen dari harga kendaraan.

Sementara harga kebanyakan EV di Indonesia saat ini berkisar Rp 600 jutaan, meski ada beberapa model dijual dengan harga Rp 200 juta Rp 300 jutaan, seperti Wuling Air EV dan Seres E1. Brand and Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani menyampaikan pihaknya mendukung program pemerintah mempercepat elektrifikasi. "Sebenarnya kalau ngomongin global, new energy vehicle, baik itu listrik maupun hybrid, apapun itu kebijakan pemerintah kita percaya itu sebenarnya terbaik untuk Indonesia dan kita mau ikutin roadmap dan milestone yang dicanangkan pemerintah untuk industri otomotif Indonesia," ungkap Dian.

BMKG: Gempa Bumi 133 Km Barat Laut Melonguane Sulawesi Utara, Cek Pusat Gempa Terkini dan Magnitudo Gempa Bumi Magnitudo 2.7 Guncang Tenggara Seram Bagian Barat Maluku Lokalisasi Pabrik Baterai Mobil Listrik oleh IBC Dukung Percepatan Transisi ke Elektrifikasi

Terkini Gempa Bumi M 4.2 Guncang Sanana Maluku Utara Pj Gubernur: Stop Bangun Tana Luwu Menghadap Makassar BMKG: Gempa Bumi Guncang Banten Magnitudo 3.4, Jaraknya 67 Km Barat Daya Bayah

KunKer ke PLN, Anggota Komisi VII DPR RI Dorong Percepatan Elektrifikasi Listrik Nasib Pegawai Puskesmas Ngamuk ke Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Kapus Langsung Tindak: Tidak Ada Kartu Halaman 3 Guna menciptakan mobil dengan harga paling terjangkau konsumen Indonesia, pihaknya akan terus mengedepankan inovasi. "Kalau kita bicara inovasi bukan cuma dari sisi teknologi, tapi juga efisien dalam proses produksinya," ujar Dian.

Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia sudah bisa memproduksi mobil listrik pada 2025. "Kita pada tahun 2025, itu sudah memproduksi lithium baterai dan mobilnya," kata dia di sebuah seminar di Jakarta, Rabu (14/9/2023). Dia mengatakan, Indonesia sedang menarik minat industri otomotif. Salah satunya Geely Auto Group, pabrikan mobil listrik terbesar ketiga di China. Perusahaan tersebut disebut tertarik dengan tawaran Pemerintah Indonesia yang akan memberikan suplai nikel ore sebagai bahan baku baterai mobil listrik.

"Kami sudah lihat tempatnya, kemarin pas datang saya offer dia 'eh kamu mau enggak bikin di Indonesia? Tetapi jadi merek Indonesia. Tapi research nya dengan Indonesia'. Dia (Geely) bilang mau," kata Luhut. "Nanti kami suplai kamu dengan nikel ore. Kapan lagi kita punya mobil Indonesia. Jadi research bersama sama kita buat. kita lakukan lead form namanya Indonesia," ujar Luhut seperti dikutip Kompas.com.

Jual Dua Hybrid Setara dengan Satu BEV, Pengamat Otomotif Sebut Mobil Hybrid Perlu Insentif

Jual Dua Hybrid Setara dengan Satu BEV, Pengamat Otomotif Sebut Mobil Hybrid Perlu Insentif

Para pembuat mobil atau automaker di Indonesia terus berinovasi untuk memberikan produk yang ramah lingkungan kepada konsumen. Dari banyak teknologi elektrifikasi, hybrid dinilai menjadi yang paling mudah dijangkau konsumen mobil Tanah Air, jika dibandingkan dengan kendaraan listrik murni berbasis baterai atau BEV. Saat ini, harga mobil BEV paling murah berada di kisaran Rp 700 jutaan. Sementara market mobil paling populer di Indonesia berada di angka Rp 200 juta Rp 400 jutaan.

Automaker terbesar di Indonesia, Toyota sendiri telah menyasar pasar kendaraan elektrifikasi dengan harga Rp 400 jutaan dengan menghadirkan Kijang Innova Zenix Hybrid. Akan tetapi, meski juga berperan dalam menurunkan emisi karbon, mobil berjenis hybrid belum mendapatkan insentif seperti BEV. Pengamat Otomotif dan Peneliti LPEM UI Riyanto, mengatakan saat automaker menjual 2 hybrid sebenarnya setara dengan menjual 1 BEV.

BREAKING NEWS: Si Jago Merah Mengamuk di Ponorogo, Warung dan Gudang Toko Bib bib Terbakar Hebat Niat dan Tata Cara Sholat Qobliyah Dzuhur 4 Rakaat 2 Kali Salam Lengkap Jual Dua Hybrid Setara dengan Satu BEV, Pengamat Otomotif Sebut Mobil Hybrid Perlu Insentif

Terlanjur Viral Pegawai Puskesmas Ngamuk Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Ini Cara Berobat Tanpa Kartu Terungkap Oleh Ortu Korban, Guru SD di Boja Kendal Ditangkap Polisi Diduga Telah Cabuli 2 Muridnya Pengusaha Industri Otomotif Dorong Pemerintah Berikan Tambahan Insentif Mobil Hybrid

Nasib Pegawai Puskesmas Ngamuk ke Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Kapus Langsung Tindak: Tidak Ada Kartu Halaman 3 "Menjual satu BEV dengan menjual dua hybrid, posisi saat ini lebih mudah menjual dua hybrid. Kalau dua hybrid setara (pengurangan) emisinya dengan satu BEV. Kalau untuk tujuan pengurangan emisi, kalau kita bisa mengganti mereka yang saat ini pakai ICE (bensin) kemudian diganti dengan hybrid itu dua hybrid saja, sudah setara dengan satu BEV," tutur Riyanto dalam diskusi Forwin: Otomotif, Ujung Tombak Dekarbonisasi Indonesia, Jakarta, Selasa (8/8/2023). Dengan simulasi pengurangan pajak BBNKB dan PKB untuk kendaraan hybrid, bisa mendongkrak pengurangan emisi di Indonesia.

"Dari sisi reduksi emisinya, kalau kita pertimbangkan dengan insentif yang BEV, mereka (hybrid) juga layak dapat, karena reduksi emisi nya juga 50 persen. Itu kalau pertimbangannya untuk mendorong transisi. Pasti nanti pelan pelan, saat ekosistem BEV terbentuk, bisa saja itu kemudian dikurangi," jelasnya. Pemerintah daerah juga disarankan mulai mengurangi pajak untuk kendaraan elektrifikasi termasuk hybrid, walaupun akan berpengaruh pada pendapatan daerah, namun solusi lain bisa didapatkan untuk mempermudah transisi penggunaan elektrifikasi. "Untuk daerah yang memberikan insentif untuk ekonomi hijau, itu ada insentif khusus ekonomi hijau bagi daerah. Jadi pertimbangannya mereka mengurangi pajak daerah untuk kendaraan elektrifikasi, tapi mereka dapat insentif dari pemerintah pusat menggantikan potensi pendapatannya," terang Riyanto.