Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2023 ditutup dengan baik atau dia sebut hhusnul khotimah. Menurut Sri Mulyani, Khusnul Khotimah yang dimaksud ialah kinerja pendapatan negara selama 2023 ini mencapai Rp 2.774,3 triliun atau melampaui dari target APBN awal maupun Perpres 75 Tahun 2023. Kemudian, realisasi belanja negara sebesar Rp 3.121,9 triliun atau 102 persen dari target APBN awal yaitu Rp 3.061,2 triliun dan 100,2 persen dari target Perpres 75/2023 Rp 3.117,2 triliun.
Lalu keseimbangan primer yang positif, dilanjut dengan realisasi pembiayaan utang dibawah target. Meskipun APBN 2023 ini ada defisit Rp 347,6 triliun, namun Sri Mulyani menegaskan bahwa jumlah itu masih dibawah target. "Jadi ini cerita APBN 2023 yang kita sebutkan tadi di end of the journey, semenjak pandemi akhir dari perjalanan semenjak shock pandemi terjadi. Ditutup dengan Khusnul khotimah kalau orang mengatakan cukup baik," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, dikutip Rabu (3/1/2024). "Pendapatannya tinggi, belanjanya tetap bisa mendukung banyak sekali program program prioritas nasional dan menjaga masyarakat, namun defisitnya jatuh lebih rendah Rp 347,6 triliun," imbuhnya.
Tiga Pelaku Pencurian di UMI Makassar Ditangkap, Satu Pelaku Merupakan Cleaning Service WNA di Bali Diserang dan Ditembak OTK, 5 Peluru Bersarang di Tubuh, ini Respon Kapolres Sri Mulyani Tutup Buku APBN 2023 dengan Husnul Khotimah
Bule Pukul Satpam Villa Kailash Kemenuh, Ini Pengakuan Korban WNA asal Turki Diberondong Tembakan di Bali, Kejadiannya Mirip Adegan Film Spionase Bacaan Doa Husnul Khotimah yang Diajarkan Rasulullah Bagi Umat Muslim
Nasib Pegawai Puskesmas Ngamuk ke Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Kapus Langsung Tindak: Tidak Ada Kartu Halaman 3 Bendahara negara merincikan, realisasi keseimbangan primer mencatatkan surplus sebesar Rp 92,2 triliun atau setara 239,4 persen dari target Perpres 75/2023 yaitu Rp 38,5 triliun. "Keseimbangan primer kita surplus Rp 92,2 triliun, bayangkan defisit tadinya di desainnya defisit Rp 156 triliun kita sudah turunkan di Rp 38 triliun. Ternyata kita berakhir dengan surplus yang sangat tinggi yaitu Rp 92,2 triliun," ungkapnya.
Nah terkait dengan defisit APBN selama 2023 ini, Sri Mulyani memaparkan bahwa jumlah itu masih jauh dari yang ditargetkan melalui APBN awal yaitu sebesar Rp 598,2 triliun atau 2,84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dan target dari Perpres 75/2023 sebesar Rp 479,9 triliun atau setara 2,27 persen dari PDB. "Defisit APBN awalnya di desain Rp 598 triliun, direvisi sedikit di Rp 479 triliun tapi realisasinya di Rp 347,6 triliun. Jadi tadinya defisitnya 2,84 persen dari GDP kita revisi ke bawah menjadi 2,27 persen dari GDP ternyata realisasinya 1,65 persen dari GDP," ungkapnya.
Lalu, pembiayaan anggaran selama 2023 hanya terealisasi Rp 359,5 triliun atau turun drastis dari rancangan awal sebesar Rp 598,2 triliun. "Kalau dibandingkan tahun 2022 yang Rp 591 triliun defisit pembiayaannya, maka pembiayaan tahun ini tahun 2023 itu turun 39 persen. Jadi turunnya sangat dalam," jelasnya.