Mengenal Teknologi SCR di Truk Axor Euro 4 dan Manfaatnya Bagi Performa Kendaraan

Pemerintah Indonesia sudah memberlakukan aturan standar emisi gas buang Euro 4 pada kendaraan bermesin diesel termasuk pada kendaraan niaga seperti truk dan bus untuk menurunkan pencemaran udara. Para agen pemegang merek (APM) melakukan penyesuaian dengan hanya memasarkan truk dan bus berstandar Euro 4 di Indonesia mulai April 2022 setelah tertunda sekitar setahun karena pandemi. Pabrikan kendaraan diesel Euro 4 menggunakan pilihan teknologi SCR dan teknologi EGR agar emisi gas buang kendaraannya bisa memenuhi regulasi Euro 4 di Indonesia.

Teknologi SCR singkatan dari Selective Catalytic Reduction (SCR) dan teknologi EGR kependekan dari Exhaust Gas Recirculation (EGR). Teknologi SCR banyak diterapkan pada truk truk brand Eropa. Sementara teknologi EGR banyak diaplikasikan oleh truk truk buatan Jepang. "Pada teknologi EGR, gas buang dimasukkan lagi ke ruang bakar untuk mengurangi NOx," ungkapImam Sujono, CSP Training Manager PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) di acara media workshop di pameran Mining Indonesia di JIExpo Kemayoran, Kamis 14 September 2023.

Imam menjelaskan, truk dan bus Mercedes Benz yang sudah berteknologi Euro 4 dan Euro 5 menggunakan teknologi SCR seperti diaplikasikan pada truk Axor dan Actros. Fitur Hidroponik apa yang Menyebabkan Hal tersebut terjadi? Kunci Jawaban Biologi Kelas 11 Hal 87 Mengenal Teknologi SCR di Truk Axor Euro 4 dan Manfaatnya Bagi Performa Kendaraan

Ini Doa Mustajab Dibaca Setelah Sholat Wajib, Termasuk Waktu yang Paling Dianjurkan Rasulullah Halaman 3 Perubahan Apa yang Ibu/Bapak Rasa Paling Signifikan di Kelas dengan Implementasi Kurikulum Merdeka? Mengenal Mangan dan Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh

Nasib Pegawai Puskesmas Ngamuk ke Pasien Tak Bawa Kartu BPJS, Kapus Langsung Tindak: Tidak Ada Kartu Halaman 3 "Selected Catalytic Reduction pada kendaraan bermotor adalah sistem yang berada di luar motor diesel (after treatment system) sehingga SCR tidak akan mengubah mesin diesel yang ada," ungkap Imam. Cara kerja SCR adalah mengubah NH3 dan NOx yang terdiri dari NO dan NO2 menjadi gas nitrogen (N2) dan air (H2O) yang jika dikeluarkan dari pipa gas buang kendaraan, aman bagi kesehatan dan lingkungan dengan menggunakan media urea (NH3) yang disebut juga dengan istilah AdBlue.

"Penggunaan teknologi SCR membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih rendah atau efisien, power mesin menjadi tinggi serta udara gas buang yang dikeluarkan menjadi tidak beracun," beber Imam. Disebut gas buangnya menjadi tidak beracun karena kadar NOx turun menjadi kurang dari 3,5 gram/KWh. Imam Sujono menjelaskan, bahan bakar solar yang direkomendasikan untuk truk dan bus Euro 4 adalah mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P20/2017 dengan ketentuan kandungan sulfurnya maksimal 50 ppm, Cetane Number minimum 51 dan viskositas bahan bakar 2.0 4.5 mm2/s.

Adapun contoh produk bahan bakar yang sesuai untuk kendaraan Euro 4 adalah Pertamina Dex dan Shell Diesel. Imam mengingatkan, penggunaan solar dengan kandungan sulfur di atas 50 ppm sampai 200 ppm dan atau bahan bakar dengan kandungan FAME 30 persen (biasa disebut solar B30) pada truk Axor Euro 4 akan menyebabkan level emisi menjadi lebih tinggi dari ketentuan atau bahkan lebih tinggi dari batas aturan. Output mesin, baik tenaga maupun torsi, menjadi lebih rendah dari spesifikasi yang tertulis. Selain itu interval penggantian oli menjadi lebih pendek. Dampak lainnya, SCR Catalyst bisa mengalami masalah dalam jangka panjang.

Pada mesin diesel Euro 4 yang menggunakan teknologi SCR untuk menurunkan emisi gas buangnya, harus menggunakan AdBlue, cairan urea untuk menjinakkan NOx. Menurut Imam, pemakaian AdBlue pada kendaraan niaga Mercedes Benz sangat irit, jauh lebih irit ketimbang konsumsi solarnya. Utilisasi AdBlue pada truk Mercedes Benz hanya mencapai 3 sampai 5 persen dari konsumsi bahan bakar. Lebih rinci, pemakaian 1 liter AdBlue bisa digunakan untuk menempuh jarak perjalanan truk hingga 75 kilometer.

Sementara, untuk setiap 3 kilometer jarak tempuh truk Axor, dibutuhkan 1 liter bahan bakar. Daimler sendiri juga memproduksi dan memasarkan AdBlue ke pengusaha transportasi truk dan bus dalam 2 jenis kemasan. Yakni kemasan 20 liter dan kemasan 200 liter dengan harga jual masing masing Rp 230.000 untuk setiap AdBlue kemasan 20 liter dan Rp 2 juta untuk pembelian AdBlue kemasan drum 200 liter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *